Bagaimana Mengatasi Kecanduan Games Pada Anak


Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini tidak hanya berdampak baik pada kehidupan manusia, namun juga berdampak buruk pada manusia khususnya pada buah hati kita. Bila dulu ketika zaman kakek nenek kita, kita masih sering dijumpai anak-anak yang bermain bersama, sekarangpun kita juga masih dapat untuk menjumpai anak-anak bermain bersama. Hanya saja bermain bersama tidak di tanah lapang seperti kakek nenek kita dulu namun di warnet dan tempat game online.

Sungguh miris rasanya melihat anak-anak sekarang ini yang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk duduk di depan layar monitor katimbang bermain dan bersosialisasi dengan rekan sebayanya. Tidak dipungkiri bahwa bermain games itu sangat menyenangkan. Bang Arsip sendiri mengakui pernah kecanduan dengan games, lantaran sangat mengasikkan kita dapat mengontrol suatu tokoh atau karakter dalam games itu untuk bergerak sesuai dengan kemauan kita.

Lalu bagaimana Bang Arsip sekarang apakah masih suka bermain games ?

Sudah jarang sich karena tidak merasakan manfaat yang berarti selain bikin mata capek dan tidak menghasilkan income. Itulah alasan kenapa Bang Arsip dapat berhenti dari kecanduan games. Bang Arsip sekarang lebih suka dalam dunia photography. Sesekali sich maen games kalau memang sudah benar-benar jenuh namun tidak seperti dulu intensitasnya.

Menurut Bang Arsip bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan games yang baik ?

Dari majalah parenting yang pernah Bang Arsip baca ada 5 tahap dalam mengatasi anak yang kecanduan games :

Pertama : Tahap Penerimaan

Tujuan dari tahap ini adalah agar orang tua dapat menerima dan memahami kegemaran buah hatinya suka akan games. Di tahap ini orang tua harus berusaha untuk bisa memahami kesenangan buah hatinya dan tidak memberikan komentar yang bersifat menghakimi si anak.

Kedua : Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini orang tua berusaha untuk masuk ke dalam dunia si anak dan menikmati keasyikan bermain games bersama anak. Tujuannya adalah untuk melakukan pengamatan akar dari kecanduan games anaknya dan berdialog dengan si anak tentang perasaannya saat makin games.

Ketiga : Tahap Penyampaian Nasehat

Pada tahap ini orang tua menyampaikan kepada anak tentang bahaya dan akibat bila terlalu sering bermain game. Jelaskan dengan cara bertahap dengan sabar. Karena menyampaikan sesuatu yang baik tidak selamanya direspon dengan baik. Tujuan dari tahap ini adalah agar si anak dapat mengerti perasaan dan harapan orang tuanya akan kegemarannya.

Keempat : Tahap Pembangunan Komitmen

Pada tahap ini orang tua menanyakan kepada si anak tentang baiknya bagaimana, memberikan alternatif solusi dan memutuskan komitmen yang akan dilakukan bersama dalam rangka mengurangi kecanduan games si anak.

Kelima : Tahap Evaluasi

Di tahap ini orang tua hanya perlu melakukan evaluasi terhadap komitmen yang telah dibuat bersama. Memberikan punishment bila dia melanggar komitmennya dan memberikan reward bila dia mampu menjaga komitmennya. Dengan reward yang tepat akan membuat si anak semakin terpacu untuk menjaga komitmen yang telah dibuatnya.

Itulah tahap yang Bang Arsip kutip dari Majalah Al Falah Edisi 303. Ingatlah bahwa melarang anak dengan keras bukanlah jalan yang baik. Melakukan pendekatan dengan sabar dan perlahan dan kemudian memberikan nasehat itu adalah hal yang lebih baik. Melarang dengan keras hanya akan membuat sang anak belajar bahwa semua hal dapat diselesaikan dengan kekerasan. SAYANGILAH BUAH HATI KALIAN !!!

10 thoughts on “Bagaimana Mengatasi Kecanduan Games Pada Anak

      1. uhmmmmm suami Anda mencuekkan Anda yah, dengan kesibukkannnya. Tunggu artikel selanjutnya tentang suami yang lebih asek dengan kesibukannya

  1. Mungkin mengenalkan Games jadul jg bs jd alternatif.
    Seperti kelereng, gobak sodor, dll.
    Tujuanya agar anak lbh aktif gerak..

    1. namun games yang seperti itu sangat tergantung dengan kondisi lingkungan. bila lingkungan kota maka akan cenderung untuk ngegame atau jalan ke mall sama temen, permainan yang seperti itu masih sering dimainkan hanya didaerah pedesaan saja

Komentar adalah wujud apreasiasi atas artikel saya ^_^